Athena & Raharsya
Puisi oleh: Nabilla Utami
Suatu hari pada bulan Maret tahun 2005
Terlihat sesosok gadis duduk di rerumputan taman kota
Sedang memakan apel dan membaca buku karangan Andrea Hirata
Gadis tersebut bernama, Athena
Melainkan di suatu sisi lain dari kota ini
Sisi yang tak begitu elok
Terlihat seorang pemuda pemetik buah
Sedang berisitirahat di antara hirupan udara tak segar
Pemuda itu bernama, Raharsya
Pada suatu sore yang indah di sekitar pantai
Terlihat suatu adegan yang tidak menyenangkan
Dimana sepasang kekasih sedang mengalami pertengkaran
Yang berakhir dengan seorang perempuan nangis tersedu diatas bangku
Perempuan itu Athena
Berjalan di tepi pantai, membasahi kaki nya
Terlihat sosok Raharsya sedang bersantai
Namun, terdengar lah tangisan gadis patah hati
Melihat apa yang sedang duduk bersedu
Raharsya mencoba untuk membantu
Kedua orang asing ini langsung jatuh cinta seketika
Athena tidak dapat menahan dirinya
Karena Raharsya adalah tokoh yang menawan
Begitupun Raharsya, terperdaya oleh mata Athena yang sangat mempesona
Setelah itu, mereka pun tak terpisahkan
Seperti jodoh terlahir di surga
Kemanapun Athena pergi, selalu ditemani Raharsya
Seolah - olah seorang satria yang selalu menjaga putri raja
Seperti Raharsya yang berjanji untuk melindungi sang kekasih
Dari hati terluka
Namun dapatkah Raharsya menyelamatkan kekasihnya
Dari tingkah laku dia sendiri
Yang dapat meruntuhkan jiwa sang pacar?
Tanpa disadari hati Athena pun tersayat – sayat
Hari – harinya selalu penuh dengan kemurungan
Teman nya pun mulai khawatir
Sosok Athena yang periang hilang dalam seketika
Yang dinamakan ‘terjatuh’ pasti berujung dengan ‘terluka’
Athena telah terjatuh dalam cinta Raharsya
Jatuh terlalu dalam dan tidak sadar akan suasana yang kian memburuk
Ucapan penuh emosi pun sering terdengar antara mereka
Tapi tiap pertengkaran selalu dimenangkan oleh Raharsya
Bahkan ketika kebenaran berpihak pada Athena
Tidak sanggup atas ketidak adil-an Cinta
Tidak sangguplah Athena atas tingkah pacar nya
Raharsya hanya bisa memberi nya kata-kata kekerasan dan ancaman kosong
Perasaan Athena pun kian mencampur aduk
Ia bingung, atas tindakan yang harus diambil
Ia terluka bagaikan ada pisau baja di tenggorokan nya
Tetapi waktu tidak kenal patah hati
Hari – hari pun berlalu
Malam berganti pagi
Ombak, pasang surut
Seperti kehidupan Athena yang naik turun
Perlahan, Athena pun membaik
Sulit pada awalnya
Dan tak pernah menoleh kebelakang
Hidup nya pun terus mengalir bagaikan air di sungai
Kadang terhambat oleh beberapa batu
Tetapi pada ujungya, batu itupun terlewatkan oleh nya
Kadang kala, Athena pun bertemu Raharsya
Athena berkedip senyum
Dan Raharsya membuang muka
Athena masih menangkap napas ketika melihatnya
Tetapi ia tahu bahwa masa depan nya bersama cinta lain tak akan datang
Jika dia masih terperangkap dalam kenangan masa lalu
Lalu Athena hanya menggeleng,
Mengambil buku karangan Andrea Hirata nya,
Menghabiskan buah Apel terakhirnya
Membersihkan diri dari rumput – rumput taman kota
Tersenyum kepada masa lampau nya
Dan berpaling menuju yang akan datang.
No comments:
Post a Comment